Rabu, Juli 22, 2015

Selamat Lebaran

Hallo Assalamualaikum..

Masih dalam suasana lebaran nih, kalo diurutin udah masuk hari ke 4 sekarang tuh. Masih bisa disebut lebaran gak ya? masih lah ya, rasa dan suasana idul fitrinya masih kental banget terasa kok. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, idul fitri selalu memberikan kesan yang sangat berharga karena kita bisa saling bersilaturahim dengan teman-teman dan keluarga yang mungkin selama setahun atau beberapa tahun sebelumnya tidak pernah lagi kita temui. Alhamdulillah juga, selama 3 hari kemarin aku sudah melanglang buana ke seantero kota Garut untuk bisa bertemu, bersilaturahim, dengan keluarga dan teman lama semasa sekolah pada khususnya. Dan mumpung lagi sempet, dan schedule ku sekarang cuma di rumah (lagi males keluar"), kayaknya sekarang adalah waktu yang tepat buat curhat di jurnal ini.



Okeh.. di post sebelumnya, aku sempet bikin tulisan pendek banget tentang hari puasa terakhir dan saat itu aku lagi nunggu keputusan pemerintah (MUI) yang lagi sidang buat nentuin jatuh pada hari apakah 1 Syawal 1436 H. Aku sih sempet mikir kalo lebarannya bakal gak sesuai sama kalender, mungkin diundur jadi hari sabtu. Karena sampai adzan maghrib pun saat itu belum ada yang mengumandangkan takbir (yaa..karena emang lagi pada nunggu hasil sidang juga sih).  Dan selang beberapa jam setelah aku publish tulisan pendek itu, akhrinya keputusan MUI pun diumumkan. Ternyata lebarannya gak diundur, tapi tetap sesuai schedule kalender. Di sebagian tempat, hilalnya udah keliatan katanya, Jadi fixed, malam jumat kemarin udah masuk 1 syawal dan besoknya kita merayakan idul fitri. Alhamdulillah.. Setelah pengumuman ketetapan pemerintah tersebut, seketika itu pula langsung terdengar kumandang suara takbir dari mana-mana. Duh...rasanya tuh damai banget tiap dengar takbir. Dan aku sendiri takbiran di mesjid samping rumah bareng warga" sekitar kampung dan tidur di sana. Sebuah moment langka  dan nikmat Allah yang sangat bernilai yang cuma bisa dinikmati setahun sekali. Alhamdulillah

Seiring terus berkumandangnya suara takbir sepanjang malam jum'at itu, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Kitapun (Aku, adik, ayah dan Ibu) siap-siap mandi dan pakai wewangian semerbak kemana-mana dan lanjut cuss ke mesjid besar buat Shalat Ied. Di bagian akhir setelah selesai shalat Ied selalu ada sesi Mushafafah, dan moment itu selalu bikin haru. Sembari menyuarakan shalawat atas Nabi, kita saling berurutan bersalaman dari shaf paling depan hingga shaf belakang. Dan sepulangnya dari mesjid juga masih disambung saling bersilaturahmi dengan para tetangga. Tak lupa juga sungkeman dan minta maaf sama ortu, ini juga sih kayaknya yang paling penting. Minta maaf sama ortu atas semua kesalahan yang mungkin sering banget kita perbuat sama mereka. Juga minta maaf karena mungkin kita belum bisa bikin mereka bangga atau bahagia dengan pencapaian kita sampai saat ini. Dan aku sendiri alhamdulillah, orang tua masih kumplit dan keduanya masih bisa aku sungkemi saat idul fitri seperti ini.

Hmmm...intinya lewat tulisan mainstream ini aku juga gak mau ketinggalan buat ngucapin, "Taqaballahu minna waminkum, Shiyamana wa shiyamakum, Minal aidin Walfaidzin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H, Mohon maaf lahir dan batin."
dari:
Rusman- yang belum berkeluarga.

Wassalamualaikum